We’ve updated our Terms of Use to reflect our new entity name and address. You can review the changes here.
We’ve updated our Terms of Use. You can review the changes here.

Catatan dari Sudut Kota

by Provokata

supported by
/
  • Streaming + Download

    Includes unlimited streaming via the free Bandcamp app, plus high-quality download in MP3, FLAC and more.
    Purchasable with gift card

      $10 USD  or more

     

1.
Diriku yang lain pada genangan lumpur di kanal barat menuju utara Dan timur menyuram, bekal peta dan temaram dalam genggamku Memori kupas lapis hati dengan sembilu Tanah merah telah menyerah, tanah merah ditelan usia Tanah merah telah menyerah, tanah merah ditelan usia Matahari mendekat, menyengat, sudah lama tak ramah Hujan cuka, masam, dan garam jadi genangan Orang rendahan bilas luka kehidupan dengan miras murahan Makan nasi berrkuah keringat berlauk makian Tentang kota yang megah berdaya cuma cerita
2.
Penuhi kepala dengan secangkir kopi, asap rokok bercumbu teori Teori balas dendam peringatkan pagi agar tetap terjaga mencuri matahari Hitam kopi 'tuk dunia yang pahit Merancang waktu membakar langit Hitam kopi 'tuk dunia yang pahit Merancang waktu membakar langit Kupas mata, buka telinga, peringatkan pagi tetap terjaga Mencuri matahari, untuk esok pagi yang dinanti
3.
Bagai kendarai pemotong daging, mabuk ngebut ugal-ugalan Melaju cepat 100 km/jam, 27 tahun menuju maut Telan pahit antidepresan demi mimpi ampangmu tiap hari Engkau pemuda di ujung barata Saat hatimu labil berlalu Berjalan di kerikil tajam hidupmu melaju Jangan kausimpan mimpimu, jangan kaubohongi inginmu
4.
Tragedi 01:41
Tragedi sudah jadi sirkus keliling Konvoinya sudah di gerbang kota Dikawali arakan perindu tragedi yang haus air mata Sorak-sorai berpilin derai Tirai panggung telah dibuka, warna biru beralur syahdu Ini naluri mati? Bahwa manusia memang perlu asupan tragedi Untuk yakinkan dirinya belum mati Karena yang hidup saja yang punya rasa, punya air mata Pesakitan! Berdamai, makan bersama dengan malaikat penyelamat dan pencabut nyawa Kecewa! Penonton pulang tanpa tepuk tangan, malah bersungutan Gelisah! Pedih, perih, asing, asin, getar-getir dari Air mata! Tragedi!
5.
Ini seperti perpisahan Aku sendiri dan kau pada jalanmu Entah mata siapa namakan ini pengkhianatan Kala bahaya di seberang jalan dan kau ujung aspal Pedang bermata dua, teracung aku dan kau
6.
Orang bilang tuhan Negro dengan gitar terbalik Lemmy mahaperkasa dalam gelap bersabda: "Kita semua sama dalam barisan nada. Kita semua sama dalam gitar menggema."
7.
Lorong labirin remang, gebyar musik murahan Dinding lembab sekap erangan, kepedihan Nyanyian dan tawa sekaligus tubuhmu kausajikan Lenguh dan peluh Rembesan prosa dari bibir yang kulum mimpi Lelap dongeng nina bobok, selip peluru terakhir robohkan diri Setelah aku menyerah dalam sergapan kelaminmu Rentang gelap masih panjang, mentari masih di bumbungan Habiskan uang, penuhi riang Ini malam panjang, di sini, sekarang, oh... sayang... Kitalah dua manusia kesepian yang dipertemukan dalam suram Muram Kelam Malam Nona, pada uang dirimu berserah, Pemilik hatimu itu entah
8.
Lima-enam hari bertekuk lutut jadi faktor produksi Pemuda metropolitan cuma eksis di akhir pekan Melarut bersama teman sampai sirine terakhir menyapu trotoar dan jalan protokol dipenuhi pelari pagi Tolong, tolong jangan ingatkan aku, tentang esok atau lusa Tolong, tolong jangan ingatkan aku, Kuingin nikmati jadi manusia
9.
Di manakah kita temukan objektivitas nalar, sedangkan kita terjepit dalam barisan tirani massa? Kaupatok seluruh jalan kotaku dengan panopticon dan aku merasa asing pada tanah di mana aku dilahirkan Ekspektasi enam lubang dan satu peluru yang menembus kepalamu Turunlah kemari di lahanmu yang subur, lebur bersama ketamakan kami Untuk terhukum yang telah terjual dan terbeli Kepala-kepala kami adalah komoditas dari pasar bebas
10.
Mereka yang di sana berbaris dan berteriak Takut dongeng, torehan pena Robek... Bakar... Robek... Bakar... Mereka bakar buku, tolak celah berbeda Seragamkan ide pada Bibel baru

credits

released May 1, 2014

Music and Lyrics by Provokata
Recorded, mixed, and mastered by Hamzah Kusbiyanto at AL Studio Semarang, Indonesia
Artwork by Bayu Tambeng

license

all rights reserved

tags

about

Provokata Semarang, Indonesia

Pseudo Grindcore
⚡⚡⚡⚡

contact / help

Contact Provokata

Streaming and
Download help

Report this album or account

If you like Provokata, you may also like: